Monday, July 8, 2013

Niat dan Ruh Puasa

Posted by Saida Waliya  |  at  9:40 PM

Suatu amalan dinilai niatnya. Amalan tanpa niat tak akan dinilai. Pentingnya niat dalam melaksanakan berbagai amalan. Niat pula yang menentukan apakah suatu amal akan mendapat pahala atau sia-sia. Puasa Ramadhan adalah ibadah tahunan, sudah tentu seharusnya niatnya yang baik dan banyak.

Puasa Orang Soleh

Setiap ibadah mesti disertai dengan ruh ibadah. Ruh adalah nyawa atau jiwa. Tanpa ruh atau tanpa nyawa, tubuh/badan menjadi bangkai. Begitu pula Ibadah yang tidak disertai ruh ibarat bangkai. Sedangkan ibadah adalah hadiah seorang hamba kepada Tuhannya. Allah tidak memandang rupa lahir atau wajah ibadah kita. Allah memandang hati dan ruh kita.

Begitu juga puasa. Puasa tanpa roh, hanya dapat lapar dan dahaga saja. Allah tidak akan beri pahala. Tuhan tidak beri nilai. Apa mungkin kita akan menghadiahkan Allah bangkai. Mau memberi hadiah kepada manusia barang yang murah saja kita merasa bersalah, apalagi bangkai yang najis dan berulat. Tetapi itulah yang kita hadiahkan kepada Allah yang Maha Mulia.

Si hamba yang Maha Hina Dina ini menghadiahkan bangkai yang amat busuk kepada Tuhannya yang Maha Agung. Kemudian tidak merasa bersalah pula, karena ibadah tanpa ruh. Malah merasa kita telah beribadah. Kita sudah menunaikan tuntutan. Kita sudah merasa telah beramal. Kita merasa telah berbuat. Alangkah biadabnya kita. Tak pandai berperasaan terhadap Tuhan. Sedangkan Tuhan mau kita mengekalkan rasa diri hina, rasa diri hamba yang lemah, berdosa, serba kekurangan. Rasa ibadah kita tak sempurna. Entah diterima atau tidak olehNya.

Kita hendak meniru puasa Wali Allah, Kita nak puasa seperti puasa Abuya. Puasa Abuya adalah puasa rasa. Rasa hamba. Membawa perasaan seorang hamba dan kekal berperasaan begitu. Abuya rasa semua ibadahnya sepanjang Ramadhan tidak sah. Anehnya, semua ibadahnya sah, tapi Abuya rasakan ia tidak sah. Abuya terlalu merasa hamba
Rasa tak memberi apa-apa kepada Allah. Abuya rasa bersalah pada Tuhan. Sampai Abuya kata dalam nasyid : ‘Aku benci diriku ... Untuk mendapat puasa Abuya, kita kena dengar selalu nasyid ini.


Abuya rasa ibadahnya tak sah, Abuya rasa bersalah, rasa resah dan gelisah, rasa hilang bahagia. Abuya rasakan puasanya tak betul, tak layak diberi pada Allah. Sebab Abuya sangat kenal Allah. Abuya rasakan kualitas puasanya tak layak dengan keagungan Tuhan.

Hasilnya Abuya rasa takut sangat pada Allah. Setiap hari semakin kenal, semakin faham dan semakin takut kepada Allah. Namun dalam masa yang sama, rasa sayang dan cinta padaNya sebab Allah selalu memberi harapan padanya.
Ya Allah rezkikan kami puasa Abuya, puasa yang mampu melahirkan peribadi ‘Pemburu Akhirat’ yang kerananya Allah akan serahkan bumi ini padanya. Para sahabat kerana menjadi pemburu akhirat 3/4 dunia diIslamkan dan jadi milik Islam. Kita pula dijanjikan akan dapat Islamkan dunia seluruhnya di akhir zaman buat kali ke 2.

Di bulan Ramadhan yang Allah muliakan, bulan untuk bertaqwa, puasa buatkan kita makin takut dan cinta pada Allah. Puasa di bulan Ramadhan akan membuatkan seseorang bertambah lagi rasa hamba. Sebab apa? Sebab puasa itu adalah suatu perintah Allah sepertu sembahyang. Seseorang bila melakukannya, hasil sembahyang orang akan merasa hamba. Tenggelam dalam kebesaran Allah. Begitulah hasil puasa dengan melaksanakan pengorbanan, tidak makan minum, mujahadatunafs dll, manusia merasa apa yang dipersembahkan tak sepatutnya dibuat begitu. Dia sepatutnya dalam keadaan membesarkan Allah. Tetapi apa yang berlaku, dia selalu lalai.

Dalam puasa seseorang takut kepada Allah. Tapi selesai puasa hamba terduduk dan berkata, ini sajalah yang mampu aku buat, rasa bersalah, rasa sangat hamba, rasa takut kerana apalah yang Allah nak buat dengan puasa ni?!. Sama seperti sembahyang, diterima atau ditolak. Dilempar ke muka seperti kain buruk atau dijunjung penuh kemuliaan. Ke syurga atau ke neraka? Rasa perasaan tidak sempurna, lemahnya, hinanya. Begitulah Abuya, dia rasa memberikan sesuatu yg tidak sah, tidak layak sedangkan Allah Maha  Mulia.

Puasa Abuya yang hebat membentuk rasa hamba yang tinggi pada Abuya. Tapi dalam masa yang sama, Abuya rasa ia tidak sah. Itulah sumber rasa hamba. Ada membaca Al Quran, orang yang membaca merasa mendapat taqwa. Abuya rasa, dia baca dapat kelalaian. Rasa kurang ajar dengan Al Quran. Al Quran terlalu besar, terlalu hebat. Datang kepada Nabi yang Agung. Tapi datang kepada Abuya, pada Abuya seperti kera dapat bunga. Tak pandai menghargai Al Quran. Begitu juga sembahyang tarawih, bila selesai saja tarawih, Abuya rasa tak betul, tak guna, tak sah.

Gabungan seluruh rasa hamba dalam bulan Ramadhan akhirnya seorang hamba akan berteleku karena terlalu takut dan cinta pada Tuhannya. Rasa diperhatikan dan diawasi. Hidup tidak lagi bebas dari penglihatan Allah. Rasa tak pernah sendirian, karena rasa ada Allah, ada Rasul. Makin takut dan cintanya pada Allah melalui Ramadhannya. Itulah hatinya telah hijrah ke Akhirat.

Perasaan itu menjadikan dia sangat menginginkan berada bersama-sama dengan Allah dan orang-orang (Wali) Allah. Sedangkan mereka semua sudah berada di Akhirat. Berlakunya proses rasa hamba membawa kita ke Akhirat adalah karena mursyid berperanan pada roh. Dia akan terbawa ke akhirat karena semua yang ditakuti dan dirindui ada di Akhirat. Mari kita usaha sebelum sampai Akhirat kita dah mesra dengan Akhirat. Ramadhan ini kita cakap tentang puasa Abuya dan pemburu akhirat.

Rasa ingin bertemu Tuhan dan orang-orang Tuhan. Rasa berkeinginannya hendak bertemu Rasulullah tak putus-putus, sangat diidamkan, sangat hendak segera mati agar dapat bertemu Rasulullah, kekasihnya. Agar dapat melihat Allah, kemuncak segala nikmat.

Lihatlah para Sahabat, cinta dan rindu mereka pada Rasulullah membuatkan mereka teringat akhirat. Sahabat menangis merindui akhirat. Menunggu hari kematian penuh rindu kerana ada yg menunggu di sana iaitu Rasulullah saw. Rasulullah sedang menunggu-nunggu mereka.

Kalau dipupuk hati ini, nanti akan rasa rindu dan menangis untuk ke sana, lebih dari tangiskan dunia. Pupuk ibadah, pakej, selawat kita nanti kita akan menangis rindukan akhirat. Nanti bila sampai, kita akan berkata: ‘Ruginya, kenapa baru sekarang sampai, kenapa tak dari lama lagi….
Nabi Muhammad menunggu kita di sana, dengan pakaian, rumah, makanan, kenderaan dll yang ‘ma la ainun roat, wala uzunun sami’at, wa la khotoro ‘ala qalbi basyar’. tak kan tak rindu? Sahabat menangis nak ke sana…

Ya Allah, jadikan kami Pemburu Akhirat. Berilah kami subsidi roh di akhir Ramadhan ini. Layakkan kami menjadi orangMu. Amin…

Mix editer from Source: http://anjangmuor.wordpress.com/tag/puasa-abuya/

Tagged as:
About the Author

Write admin description here..

Pages

Poll

What's Trending in Videoism

Total Pageviews

Powered by Blogger.

PLAY THIS

© 2013 RSA TV. Powered by Blogger.
Blogger Template by Bloggertheme9
back to top