Monday, July 22, 2013

Liburan Lebaran Idul Fitri di Bukittinggi

Posted by Saida Waliya  |  at  11:18 PM

Ilistrasi Tempo, suasana kemacetan pemudik di Merak menuju ke Sumatra
Setiap setahun sekali, para perantau menjenguk kota-kota asal kelahiran masing-masing sebagai obat kerinduan mereka dalam perantauan selama setahun yang dilewati. Tak terkecuali perantau-perantau asal Padang alias ranah Minangkabau. Tak Ayal lagi, hampir semua perantau dari seluruh penjuru dunia kembali ke kampung kelahirannya. Terlebih sekali kota Bukittinggi, yang sering dikunjungi pemudik-pemudik dari berbagai kota di sekitarnya yang juga pulang kampung.

Bukittinggi pernah menjadi ibukota Sementara Indonesia

Setiap tahunnya kota Bukittinggi terus dipadati pemudik dari berbagai kota di tanah air, bahkan dari negara-negara di belahan dunia lainnya. Kondisi ini seringkali membuat macet jalan dari dan ke arah Bukittinggi khususnya dan jalur-jalur keluar dan masuk ke arahnya. Kota-kota lain di sekitarnya terjadi juga kemacetan, tapi tidak separah dan tidak sepadat di Bukittinggi. Kemacetan yang terjadi meningkat di setiap tahunnya. Boleh jadi perjalanan yang biasa bisa ditempuh dalam 2 jam. bisa 10 jam atau lebih. Seperti dari Bukittinggi menuju Padang.

Oleh sebab itu buat para pemudik, harap bersiap-siap menerima kenyataan ini. Jika masih bisa ditunda, ya sebaiknya ditunda ke hari-hari selain hari raya atau lebaran. Namun jika terpaksa siapkan kendaraan yang akan dibawa, juga termasuk bekal-bekal darurat untuk jaga-jaga dari segala kemungkinan yang mungkin berlaku.

Orang Minang Saudagarnya Indonesia

Orang Minang atau orang Padang Para perantau minang cukup mendominasi perekonomian di negeri kita. Hampir di setiap pelosok daerah atau kota-kota besar, ada pedagang asal minangkabau. Wajar saja, jika terjadi kemacetan di tempat-tempat mereka berjualan, seperti di Blok A Tanah Abang, banyak sekali pedagang orang "padang" alias asal minang. Hebatnya. Tapi kerap kali dan tidak sedikit pula sering membuat jalanan macet, karena para pedagang membuka lapaknya hingga ke tengah atau badan jalan. Coba saja perhatikan pasar-pasar seperti Tanan Abang, bahkan di pasaraya Padang sendiri memang terlalu semrawut dan seolah tidak bisa ditertibkan. peraturan tinggal peraturan. Pedagang buat aturan sendiri, tidak seperti di Malaysia.

Contohlah negara Malaysia dalam berbagai hal

Malaysia adalah negara yang patut dicontoh dalam berbagai hal terutama dari segi mengatur para Pedagang. Para pedagang, mayoritas taat dan mudah diatur. Sekecil apapun pedagang ada lisensi (surat izin, Lisence berniaga). dan rata-rata tertib, dan mudah diatur. Mau diatur dan mudah ditempatkan. Dari segi penataan kota, jalan dan pasar, negara ini memang benar-benar patut dicontoh. Kalau nggak percaya datang aja ke sana. Padahal di negara sana juga banyak pedagang asal minang lho.

Tagged as:
About the Author

Write admin description here..

Pages

Poll

What's Trending in Videoism

Total Pageviews

Powered by Blogger.

PLAY THIS

© 2013 RSA TV. Powered by Blogger.
Blogger Template by Bloggertheme9
back to top