Latest Posts

Friday, May 31, 2013

“Usaha pemberantasan penyakit masyarakat atau pekat di Sumatra Barat nampaknya kembali terhambat. Bagaimana usaha membasmi pekat bisa berhasil kalau pekat itu sendiri, seperti judi dan penayangan maksiat tidak disekat, akar sumber pemicu timbulnya penyakit masyarakat itu justru dibiarkan dengan suburnya. Ibarat penyakit jadilah semakin tenat hingga sekarat. “
Circus dan Hiburan Malam yang sudah dihujat di kota Payakumbuh beberapa waktu lalu sedang memancangkan dan menancapkan tiang maksiatnya di Padang, kota tercinta yang kujaga dan kubela, Circus itu jelas-jelas menayang maksiat dan memajang usaha-usaha judi secara terang-terangan diberi peluang bebas. Katanya memberantas pekat tapi maksiat semakin tenat. Berantas judi tapi judi dilegalkan. Berantas maksiat tapi hiburan mengumbar aurat ditayangkan, dibiarkan menodai ranah syariat. Ibarat menaruh kotoran ke wajah Padang, apa tidak berang? Jangan heran jika masyarakat tidak lagi terperanjat kalau pergaulan bebas sudah jadi tabiat.

Memanglah mereka, pengusaha hiburan dan Circus itu juga menjalankan usaha, itu kita sudah maklum. Namun setidaknya diseleksi mana saja usaha dan hiburan yang diperbolehkan tidak memicu penyakit masyarakat. Mana yang berunsur judi apalagi secara terang-terangan dan unsur maksiat tidak diluluskan. Adanya akrobat dengan pakaian bikini serba ketat bahkan mengumbar aurat apa tidak menyuburkan maksiat? Kemana aparat yang selama ini memberantas pekat? Atau jangan-jangan justru penggiat? Apa kerja para pejabat yang selalu berorasi hebat dan bergaya seolah menjaga martabat. Apa karena ada subsidi atau membayar sewa tempat, lantas dengan bebasnya mengadakan usaha khurafat dan menyebabkan penyakit masyarakat semakin tenat?

Apakah pemberantasan penyakit masyarakat hanya untuk memikat rakyat? Ranah basandi syara’ (syariat) yang pernah menyandang predikat sebagai penggiat asmaul husna terbanyak versi Muri, akan kehilangan martabat? Marilah kita bertaubat dan hindari maksiat. Jangan sampai terperanjat kalau Tuhan kemudian melaknat, dengan menghancurkan tempat ibadat, yang di tempat lain justru utuh dan luput dari bencana tapi di Sumata Barat malah justru yang menanggung akibat.

Lantas siapa yang akan diharapkan menjaga martabat Sumatra Barat dari maksiat. Mana para pejuang demo yang suka berunjuk rasa memperjuangkan hak masyarakat? Apakah akan tinggal diam melihat gelagat yang merusakkan moral masyarakat.

Masalah dan penyakit masyarakat ini tidak akan tuntas kalau hanya pucuk permasalahan saja yang diberantas. Usaha memberantas penyakit masyarakat terbukti susah dan menemui jalan buntu. Apatah lagi kalau hal-hal yang menyuburkan dan memicunya, seperti hiburan maksiat justru dibiarkan merajalela. Usaha menayang dan menjajakannya justru dipromosikan dan dipampang besar-besaran. Moral tabiat yang sudah berkarat, menjadi bertambah tenat. Kalau tidak bertobat, hingga datang sekarat, alamat menderita sepanjang hayat hingga ke akhirat. Nauzubillah, para ulama dan pejabat setempat akan menanggung akibat.

Menyoal Pemberantasan Penyakit Masyarakat di Sumatra Barat

“Usaha pemberantasan penyakit masyarakat atau pekat di Sumatra Barat nampaknya kembali terhambat. Bagaimana usaha membasmi pekat bisa berhasil kalau pekat itu sendiri, seperti judi dan penayangan maksiat tidak disekat, akar sumber pemicu timbulnya penyakit masyarakat itu justru dibiarkan dengan suburnya. Ibarat penyakit jadilah semakin tenat hingga sekarat. “
Circus dan Hiburan Malam yang sudah dihujat di kota Payakumbuh beberapa waktu lalu sedang memancangkan dan menancapkan tiang maksiatnya di Padang, kota tercinta yang kujaga dan kubela, Circus itu jelas-jelas menayang maksiat dan memajang usaha-usaha judi secara terang-terangan diberi peluang bebas. Katanya memberantas pekat tapi maksiat semakin tenat. Berantas judi tapi judi dilegalkan. Berantas maksiat tapi hiburan mengumbar aurat ditayangkan, dibiarkan menodai ranah syariat. Ibarat menaruh kotoran ke wajah Padang, apa tidak berang? Jangan heran jika masyarakat tidak lagi terperanjat kalau pergaulan bebas sudah jadi tabiat.

Memanglah mereka, pengusaha hiburan dan Circus itu juga menjalankan usaha, itu kita sudah maklum. Namun setidaknya diseleksi mana saja usaha dan hiburan yang diperbolehkan tidak memicu penyakit masyarakat. Mana yang berunsur judi apalagi secara terang-terangan dan unsur maksiat tidak diluluskan. Adanya akrobat dengan pakaian bikini serba ketat bahkan mengumbar aurat apa tidak menyuburkan maksiat? Kemana aparat yang selama ini memberantas pekat? Atau jangan-jangan justru penggiat? Apa kerja para pejabat yang selalu berorasi hebat dan bergaya seolah menjaga martabat. Apa karena ada subsidi atau membayar sewa tempat, lantas dengan bebasnya mengadakan usaha khurafat dan menyebabkan penyakit masyarakat semakin tenat?

Apakah pemberantasan penyakit masyarakat hanya untuk memikat rakyat? Ranah basandi syara’ (syariat) yang pernah menyandang predikat sebagai penggiat asmaul husna terbanyak versi Muri, akan kehilangan martabat? Marilah kita bertaubat dan hindari maksiat. Jangan sampai terperanjat kalau Tuhan kemudian melaknat, dengan menghancurkan tempat ibadat, yang di tempat lain justru utuh dan luput dari bencana tapi di Sumata Barat malah justru yang menanggung akibat.

Lantas siapa yang akan diharapkan menjaga martabat Sumatra Barat dari maksiat. Mana para pejuang demo yang suka berunjuk rasa memperjuangkan hak masyarakat? Apakah akan tinggal diam melihat gelagat yang merusakkan moral masyarakat.

Masalah dan penyakit masyarakat ini tidak akan tuntas kalau hanya pucuk permasalahan saja yang diberantas. Usaha memberantas penyakit masyarakat terbukti susah dan menemui jalan buntu. Apatah lagi kalau hal-hal yang menyuburkan dan memicunya, seperti hiburan maksiat justru dibiarkan merajalela. Usaha menayang dan menjajakannya justru dipromosikan dan dipampang besar-besaran. Moral tabiat yang sudah berkarat, menjadi bertambah tenat. Kalau tidak bertobat, hingga datang sekarat, alamat menderita sepanjang hayat hingga ke akhirat. Nauzubillah, para ulama dan pejabat setempat akan menanggung akibat.

Wednesday, May 29, 2013

Saudara.

Sedang berlaku di hadapan mata kita kini penyakit-penyakit putus asa, kecewa, resah, gelisah, penderitaan jiwa, kacau balau fikiran, rasa rendah diri (inferiority complex), kesunyian, kekosongan hati, rasa keseorangan (loneliness), ketegangan perasaan dan berbagai-macam lagi bentuk sakit jiwa. Dan sedang berleluasa juga di dalam masyarakat Islam hari ini penyakit-penyakit hasad dengki, bakhil, gila dunia, pendendam, cepat marah, jahat sangka, sombong, riak, ujub dan lain-lain.
Walaupun sakitnya tidak nampak oleh mata kasar kita, namun siapa berani menolak hakikat ini?

Bahwa jumlah orang-orang yang menderita sakit atau krisis jiwa di saat ini lebih banyak daripada jumlah penderita-penderita sakit fisik yang ada di rumah sakit-rumah sakit. Tetapi aneh, kepakaran dan keintelektualan tidak begitu serius difikirkan untuk pengobatan kepada pesakit (penderita penyakit) batin ini, sepertimana seriusnya mereka berusaha terhadap pengobatan fisik lahiriah manusia.

Saudara,
Apakah mereka tidak sadar bahwa pesakit jantung, buah pinggang, kencing manis, barah dan lainlain itu tidak pernah bunuh diri dan membunuh orang lain? Tetapi pesakit-pesakit batin, pesakit jiwa, kekosongan, rendah diri, putus asa, hasad dengki, dendam, pemarah, buruk sangka dan lain-lain itu akan memungkinkan manusia membunuh diri sendiri atau membunuh orang lain?

Demikian satu bukti bahawa penyakit-penyakit batin itu sebenarnya lebih berbahaya dan memerlukan perhatian dan rawatan yang lebih serius daripada rawatan kepada
penyakit-penyakit lahir.

Bukan saja kerana penyakit batin lebih menyeksakan individu pesakit, tetapi ia bakal memungkinkan kusut dan kucar-kacirnya sesebuah masyarakat.

Telah datang Nabi Muhammad SAW ke tengah manusia. Baginda melihat kekusutan dan kemungkaran yang sedang meracuni kehidupan masyarakatnya. Seorang diri baginda bangun dan bekerja untuk menyelamatkan manusia. Institusi pertama yang baginda bangunkan ialah masjid, satu tempat di mana manusia membersihkan hatinya, melembutkan hatinya, menenangkan hatinya, melapangkan dadanya, membebaskan diri dari ikatan dunianya, iaitu
dengan membesarkan Tuhannya melalui sembahyang dan ibadah-ibadah lain.

Rasulullah memandang keselamatan, manusia ialah pada keselamatan hatinya (rohnya) bukan jasad lahirnya. Sebab itu baginda bekerja mengubah dan mengubat hati mereka dan baginda berjaya.

Saudara,
Kita kini sedang melihat kekusutan dalam masyarakat kita sama sebagaimana apa yang disaksikan oleh baginda Rasul lebih 1400 tahun dulu. Kalau Baginda telah berjaya terhadap masyarakatnya, mengapa kita tidak mengikut jejak langkahnya?

Kita ubati dulu mazmumah dan krisis jiwa kita, ahli keluarga kita dan masyarakat kita. Kita ketengahkan pada masyarakat pengertian hidup yang hakiki yang dapat mengembalikan manusia pada fitrahnya. Kita contohkan satu formula yang menjamin kebahagiaan hati dan keselamatannya. Kita perjuangkan kehidupan “sunnah” yang semuanya membawa manusia kepada syurga dunia dan akhirat.

Saudara,
Mana ada selain Islam satu cara hidup yang dapat menjadikan kita terhibur dengan kemiskinan, kesunyian, kesakitan, keseorangan, kematian orang yang dikasihi, kegagalan dan dengan segala bentuk ujian.

Mana ada selain Islam cara hidup yang mengikat hati antara suami dengan isteri, anak dengan ibu bapa, pengikut dengan pemimpin, pekerja dengan majikan? Mana ada selain Islam cara hidup yang mengajar kita berkasih-sayang, bertolak-ansur, pemurah, berbaik sangka dan tolong menolong? Mana ada selain Islam cara hidup yang membangkitkan cinta agung manusia pada Penciptanya hingga kerana itu manusia mengorbankan hidupnya untuk Tuhannya dan menanti kematian sebagai penantian seorang kekasih kepada pertemuan dengan kekasihnya?

Saudara,
Islam mengajak kita menilik hati kita, mengenalinya dan mengubat sakitnya. Apabila hati sudah terubat, saudara akan temui hati-hati saudara penuh dengan “cahaya” kebahagiaan, ketenangan dan kelapangan. Dan itulah syurga sementara sebelum saudara bertemu Allah untuk menerima syurga yang kekal abadi.

Buku Mengenal diri melalui Rasa Hati ini memandu saya dan saudara untuk melegakan krisis jiwa, ketegangan fikiran dan kejahatan batin kita. Insya-Allah. Mudah-mudahan kita akan perolehi keselamatan dan kebahagiaan hidup sebagaimana yang Allah janjikan.
Dengan berkat kebesaran-Mu ya Allah, Nabi dan Muhammad SAW serta keluarga dan sahabat
baginda, wali-wali-Mu, khususnya Syeikh Muhammad as Suhaimi, jadikanlah ya Allah, buku ini sebagai ubat pada jiwa kami dan selamatkan hati-hati kami sebagaimana keselamatan yang Engkau maksudkan dalam firman-Mu: ,
 

Terjemahannya: Hati Qiamat iaitu hari (ketika manusia meninggalkan dunia ini) di mana har-’
ta dan anak tidak berguna lagi kecuali mereka yang mengadap Allah membawa hati yang selamat
(Asy Syuara’: 8889)

Penyakit yang Paling Berbahaya

Saudara.

Sedang berlaku di hadapan mata kita kini penyakit-penyakit putus asa, kecewa, resah, gelisah, penderitaan jiwa, kacau balau fikiran, rasa rendah diri (inferiority complex), kesunyian, kekosongan hati, rasa keseorangan (loneliness), ketegangan perasaan dan berbagai-macam lagi bentuk sakit jiwa. Dan sedang berleluasa juga di dalam masyarakat Islam hari ini penyakit-penyakit hasad dengki, bakhil, gila dunia, pendendam, cepat marah, jahat sangka, sombong, riak, ujub dan lain-lain.
Walaupun sakitnya tidak nampak oleh mata kasar kita, namun siapa berani menolak hakikat ini?

Bahwa jumlah orang-orang yang menderita sakit atau krisis jiwa di saat ini lebih banyak daripada jumlah penderita-penderita sakit fisik yang ada di rumah sakit-rumah sakit. Tetapi aneh, kepakaran dan keintelektualan tidak begitu serius difikirkan untuk pengobatan kepada pesakit (penderita penyakit) batin ini, sepertimana seriusnya mereka berusaha terhadap pengobatan fisik lahiriah manusia.

Saudara,
Apakah mereka tidak sadar bahwa pesakit jantung, buah pinggang, kencing manis, barah dan lainlain itu tidak pernah bunuh diri dan membunuh orang lain? Tetapi pesakit-pesakit batin, pesakit jiwa, kekosongan, rendah diri, putus asa, hasad dengki, dendam, pemarah, buruk sangka dan lain-lain itu akan memungkinkan manusia membunuh diri sendiri atau membunuh orang lain?

Demikian satu bukti bahawa penyakit-penyakit batin itu sebenarnya lebih berbahaya dan memerlukan perhatian dan rawatan yang lebih serius daripada rawatan kepada
penyakit-penyakit lahir.

Bukan saja kerana penyakit batin lebih menyeksakan individu pesakit, tetapi ia bakal memungkinkan kusut dan kucar-kacirnya sesebuah masyarakat.

Telah datang Nabi Muhammad SAW ke tengah manusia. Baginda melihat kekusutan dan kemungkaran yang sedang meracuni kehidupan masyarakatnya. Seorang diri baginda bangun dan bekerja untuk menyelamatkan manusia. Institusi pertama yang baginda bangunkan ialah masjid, satu tempat di mana manusia membersihkan hatinya, melembutkan hatinya, menenangkan hatinya, melapangkan dadanya, membebaskan diri dari ikatan dunianya, iaitu
dengan membesarkan Tuhannya melalui sembahyang dan ibadah-ibadah lain.

Rasulullah memandang keselamatan, manusia ialah pada keselamatan hatinya (rohnya) bukan jasad lahirnya. Sebab itu baginda bekerja mengubah dan mengubat hati mereka dan baginda berjaya.

Saudara,
Kita kini sedang melihat kekusutan dalam masyarakat kita sama sebagaimana apa yang disaksikan oleh baginda Rasul lebih 1400 tahun dulu. Kalau Baginda telah berjaya terhadap masyarakatnya, mengapa kita tidak mengikut jejak langkahnya?

Kita ubati dulu mazmumah dan krisis jiwa kita, ahli keluarga kita dan masyarakat kita. Kita ketengahkan pada masyarakat pengertian hidup yang hakiki yang dapat mengembalikan manusia pada fitrahnya. Kita contohkan satu formula yang menjamin kebahagiaan hati dan keselamatannya. Kita perjuangkan kehidupan “sunnah” yang semuanya membawa manusia kepada syurga dunia dan akhirat.

Saudara,
Mana ada selain Islam satu cara hidup yang dapat menjadikan kita terhibur dengan kemiskinan, kesunyian, kesakitan, keseorangan, kematian orang yang dikasihi, kegagalan dan dengan segala bentuk ujian.

Mana ada selain Islam cara hidup yang mengikat hati antara suami dengan isteri, anak dengan ibu bapa, pengikut dengan pemimpin, pekerja dengan majikan? Mana ada selain Islam cara hidup yang mengajar kita berkasih-sayang, bertolak-ansur, pemurah, berbaik sangka dan tolong menolong? Mana ada selain Islam cara hidup yang membangkitkan cinta agung manusia pada Penciptanya hingga kerana itu manusia mengorbankan hidupnya untuk Tuhannya dan menanti kematian sebagai penantian seorang kekasih kepada pertemuan dengan kekasihnya?

Saudara,
Islam mengajak kita menilik hati kita, mengenalinya dan mengubat sakitnya. Apabila hati sudah terubat, saudara akan temui hati-hati saudara penuh dengan “cahaya” kebahagiaan, ketenangan dan kelapangan. Dan itulah syurga sementara sebelum saudara bertemu Allah untuk menerima syurga yang kekal abadi.

Buku Mengenal diri melalui Rasa Hati ini memandu saya dan saudara untuk melegakan krisis jiwa, ketegangan fikiran dan kejahatan batin kita. Insya-Allah. Mudah-mudahan kita akan perolehi keselamatan dan kebahagiaan hidup sebagaimana yang Allah janjikan.
Dengan berkat kebesaran-Mu ya Allah, Nabi dan Muhammad SAW serta keluarga dan sahabat
baginda, wali-wali-Mu, khususnya Syeikh Muhammad as Suhaimi, jadikanlah ya Allah, buku ini sebagai ubat pada jiwa kami dan selamatkan hati-hati kami sebagaimana keselamatan yang Engkau maksudkan dalam firman-Mu: ,
 

Terjemahannya: Hati Qiamat iaitu hari (ketika manusia meninggalkan dunia ini) di mana har-’
ta dan anak tidak berguna lagi kecuali mereka yang mengadap Allah membawa hati yang selamat
(Asy Syuara’: 8889)

Sunday, May 12, 2013

Setelah begitu lama dan susahnya proses pembuatan e-ktp, masyarakat dikejutkan dengan edaran dan pemberitahuan bahwa e-Ktp tidak boleh difotokopi. Beragam reaksi masyarakat menanggapinya. Namun yang perlu diperhatikan saat ini adalah anggota dewan sendiri merasa aneh. Lembaga-lembaga negara sendiri menyebutnya Aneh, "Aneh kok KTP tidak boleh difotokopi".

Lain DPR lain pula YLKI. Lebih ekstrim lagi YLKI justru mengecam keterlambatan edaran tersebut. Terlambat, kelau memang benar demikian seharusnya pemberitahuan ini dari awal lagi.

Aparat pemerintah dari tinggkat RT, kelurahan, Provinsi hinggga negara ironisnya justru tidak mengetahuinya. bahkan menurut seorang penduduk, mengaku disuruh memfotokopinya untuk arsip.

Lantas bagaimana sebenarnya e-ktp tersebut dan apa yang dilakukan untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi kesalahan di kemudian hari? Minta yang berwajib menjelaskannya kepada masyarakat sejelas-jelasnya.

E-KTP dan permasalahannya

Setelah begitu lama dan susahnya proses pembuatan e-ktp, masyarakat dikejutkan dengan edaran dan pemberitahuan bahwa e-Ktp tidak boleh difotokopi. Beragam reaksi masyarakat menanggapinya. Namun yang perlu diperhatikan saat ini adalah anggota dewan sendiri merasa aneh. Lembaga-lembaga negara sendiri menyebutnya Aneh, "Aneh kok KTP tidak boleh difotokopi".

Lain DPR lain pula YLKI. Lebih ekstrim lagi YLKI justru mengecam keterlambatan edaran tersebut. Terlambat, kelau memang benar demikian seharusnya pemberitahuan ini dari awal lagi.

Aparat pemerintah dari tinggkat RT, kelurahan, Provinsi hinggga negara ironisnya justru tidak mengetahuinya. bahkan menurut seorang penduduk, mengaku disuruh memfotokopinya untuk arsip.

Lantas bagaimana sebenarnya e-ktp tersebut dan apa yang dilakukan untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi kesalahan di kemudian hari? Minta yang berwajib menjelaskannya kepada masyarakat sejelas-jelasnya.

Friday, May 3, 2013


Istri-istri itu adalah amanah Tuhan
yang harus dijaga, diawasi dan dibajai hatinya
mengambil alih kuasa dari ibu bapaknya di bawah nama suami
adakalanya menghibur hati pencerah pikiran dan penguat jiwa
adakalanya menyiksa jiwa
duri pada pikiran dan racun pada hati neraka rumah tangga
akan tumbuh uban sebelum waktunya
akan jadi tua sebelum ketikanya
didiklah dia, jangan marah-marah
lemah lembut dan berkhidmat
simpati dan timbang rasa
kita akan dapat menundukkannya
jangan biarkan mengikuti kehendaknya
kecuali syariat membolehkannya
dia akan terus tersasul dan tersalah
dayus pada kita
Neraka akibatnya

Isteri adalah Amanah Tuhan


Istri-istri itu adalah amanah Tuhan
yang harus dijaga, diawasi dan dibajai hatinya
mengambil alih kuasa dari ibu bapaknya di bawah nama suami
adakalanya menghibur hati pencerah pikiran dan penguat jiwa
adakalanya menyiksa jiwa
duri pada pikiran dan racun pada hati neraka rumah tangga
akan tumbuh uban sebelum waktunya
akan jadi tua sebelum ketikanya
didiklah dia, jangan marah-marah
lemah lembut dan berkhidmat
simpati dan timbang rasa
kita akan dapat menundukkannya
jangan biarkan mengikuti kehendaknya
kecuali syariat membolehkannya
dia akan terus tersasul dan tersalah
dayus pada kita
Neraka akibatnya

Thursday, May 2, 2013



Kuali itu diletakkan di mana pun
dan di dalam keadaan apa pun
Ia tetap kuali
Kuali itu tetap hitam legam 
Beralih tempat dan suasana ia tidak akan 
mengubah hakikatnya
Kuali tetap kuali
Ia tidak akan jadi intan berlian
Letak di dapur pun kuali
Letak di serambi pun kuali
Sekalipun diletakkan di pelamin 
Tempat yang indah dan mulia
Ia tetap juga kuali
Begitulah manusia, HAMBA Allah
Di mana pun ia berada
Di dalam suasana apa pun ia berada
Ia tetap HAMBA
Ia tidak akan tukar jadi makhluk lain
HAMBA tetap hina, HAMBA tetap lemah
Mereka memerlukan pertolongan dan bantuan
Kalau dia petani, tetap juga HAMBA
Jika dia guru, tetap juga dia seorang HAMBA
Walaupun dia seorang kaya, ia tetap juga HAMBA yang hina 
Sekali pun dia raja, menteri dan orang besar
Nama HAMBA tidak akan berubah
Jika dia menteri, ia adalah salah seorang orang besar HAMBA
Orang kaya pun HAMBA yang kaya di kalangan HAMBA
Tapi manusia HAMBA Allah itu sungguh pelik
Bila jadi raja atau menteri, orang besar atau kaya,
mereka sudah berpelajaran, berubah sikap
dan bertukar watak hidupnya
Dia rasa luar biasa, ego, sombong pun tiba
Orang lain dipandang hina
Inilah dia HAMBA yang tidak sedar diri 
Awak hina merasa mulia.

Karya Agung: Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi
Ó Copyright Control

Manusia ibarat Kuali



Kuali itu diletakkan di mana pun
dan di dalam keadaan apa pun
Ia tetap kuali
Kuali itu tetap hitam legam 
Beralih tempat dan suasana ia tidak akan 
mengubah hakikatnya
Kuali tetap kuali
Ia tidak akan jadi intan berlian
Letak di dapur pun kuali
Letak di serambi pun kuali
Sekalipun diletakkan di pelamin 
Tempat yang indah dan mulia
Ia tetap juga kuali
Begitulah manusia, HAMBA Allah
Di mana pun ia berada
Di dalam suasana apa pun ia berada
Ia tetap HAMBA
Ia tidak akan tukar jadi makhluk lain
HAMBA tetap hina, HAMBA tetap lemah
Mereka memerlukan pertolongan dan bantuan
Kalau dia petani, tetap juga HAMBA
Jika dia guru, tetap juga dia seorang HAMBA
Walaupun dia seorang kaya, ia tetap juga HAMBA yang hina 
Sekali pun dia raja, menteri dan orang besar
Nama HAMBA tidak akan berubah
Jika dia menteri, ia adalah salah seorang orang besar HAMBA
Orang kaya pun HAMBA yang kaya di kalangan HAMBA
Tapi manusia HAMBA Allah itu sungguh pelik
Bila jadi raja atau menteri, orang besar atau kaya,
mereka sudah berpelajaran, berubah sikap
dan bertukar watak hidupnya
Dia rasa luar biasa, ego, sombong pun tiba
Orang lain dipandang hina
Inilah dia HAMBA yang tidak sedar diri 
Awak hina merasa mulia.

Karya Agung: Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi
Ó Copyright Control

Pages

Poll

What's Trending in Videoism

Total Pageviews

Powered by Blogger.

PLAY THIS

© 2013 RSA TV. Powered by Blogger.
Blogger Template by Bloggertheme9
back to top